JUST SHARING :)

By Cici Aute - July 20, 2014






Terkadang ada sesuatu yang aku tidak mengerti dari seorang laki -laki yang sudah memiliki istri dan anak. Jika mereka ada masalah dalam kehidupan rumah tangganya, sering kali mencari kebahagiaan dengan wanita lain. Mungkin tidak semua laki-laki seperti itu. Tapi ada.

Hanya untuk sekedar sharing, mencari perhatian, dan ingin diperhatikan. Itukah alasannya? Ato memang ahh.... sungguh sangat membingungkan kaum adam ini. Jika dalam rumah tangga sedang terjadi ketidak harmonisan ato tidak sehat sebaiknya diselesaikan secepatnya dengan pasangannya. Karena dengan mendekati wanita lain sesungguhnya hanya akan menambah masalah baru. Bukan menyelesaikan masalah.

Mungkin rasa jenuh itu pasti ada, disetiap kehidupan, aktivitas, dan bahkan mungkin dalam urusan rumah tangga. Tapi mencari ato menggombali, mendekati dan wanita lain itu bukan alasan menghilangkan kejenuhan. Apakah mereka para suami itu berfikir, ketika sedang mendekati wanita lain itu  ada anak yang merindukan perhatian dan istri yang selalu mendukung suka maupun duka? 

Aku pernah mendengar cerita seorang teman laki- laki yang sudah punya keluarga dan dia mendekati seorang perempuan muda. Dia mendekati perempuan muda itu beralasan karena, rindu masa2 pacaran.  dia butuh orang yang bisa memanjakan dan memperhatikannya. Jadi dia ingin ada orang yang bisa diajak untuk mesra- mesraan walau sekedar di tempat khyalan. Dan karena statusnya sebagai kepala rumah tangga dia merasa tidak mungkin untuk bermanja- manja lagi. Dia harus selalu terlihat tegar dan kuat dimata keluarganya, sebagai salah satu pendidikan buat anak istrinya agar anak dan istrinya tumbuh menjadi anak –anak yang mandiri dan tidak suka mengeluh menghadapi persoalan hidup.  Dia pun mengatakan terkadang suka berfikiran ekstrem, yaitu dengan berfikir dia ingin berpoligami., tapi sebagai seorang kepala rumah tangga  Yang bertanggung jawab dia tidak bisa mengikuti hasrat emosinya itu, karena akan ada banyak orang yang di sakiti dan dia pun belum tentu sanggup.
Kemudian  aku bertanya kepada temanku, yaitu ” kalau status sebagai kepala rumah tangga sudah tidak mungkin lagi untuk bermanja-manjaan, bagaimana statusnya sebagai seorang suami???. Dan teman ku itu menjawab “ Tidak bisa”. Kata – kata tidak bisa itu mengingatkan aku dengan curhatan temanku seorang perempuan sekaligus ibu  dan dia pernah berkata bahwa  suami itu adalah anak laki- laki pertama yang tidak pernah dewasa. 

Hmmm…. Cerita yang Begitu pelik untuk ku yang belum berpengalaman. Tapi entah mengapa sering aku mendengar cerita tentang teman-temanku yang sudah bekeluarga. Dari cerita temanku itu aku bisa mendapatkan pelajaran bahwa ternyata laki- laki itu lebih cengeng, lebih manja, dan lebih ingin diperhatikan. Apalagi mungkin seusia teman ku itu, yang mungkin sedang mengalami puber ke 2. Dan apa yang dikatakan temanku kalau laki- laki apalagi kepala rumah tangga itu harus tegar, aku setuju dan memang betul. Tapi ada saatnya kapan kita terlihat tegar, serius dan bersikap sebagai kepala rumah tangga. Ada juga saat kita fun happy manja- manja dengan keluarga. Because life is having serious fun. Mungkin itu pemikiran saya yang masih jauh dan salah :)

Komunikasi adalah cara yang  paling efektif dalam segala macam masalah. Termasuk dalam rumah tangga. Mungkin dengan komunikasi yang dapat meminimalisir terpikatnya suami dengan wanita lain. Dan sama- sama tidak gengsi atau egois. Kemudian dari curhatan temanku itu. Sebaiknya seorang istri lebih dekat dengan suami, lebih memperhatikan dan dengarkan leluh kesalnya juga mendukung yang terbaik apa yang dilakukan suami. Tidak lupa untuk meluangkan waktu berdua untuk mengenang bernostalgia pada saat masa pacaran dulu. 

Tidak ada yang disalahkan. Yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri masing – masing, kesadaran akan tanggung jawab serta peran yang baik dalam keluarga. Karena keluarga harmonis itu akan tercipta jika semua komponen itu berjalan secara baik , sejalan , seimbang juga selalu bersama- sama dan kompak antara suami dan istri. Inti dari semua permasalahan itu adalah kembalikanlah semuanya hanya Kepada Allah, karena Dia lah Sang Maha Penyelesai semua Masalah. 

Setiap orang itu punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, begitupun juga dengan pasangan suami istri, akan lebih indah jika kekurangan itu bisa menjadi sempurna dengan saling melengkapi satu sama lain. Dan mengutip kata- kata mba Asma Nadia yaitu “Tidak ada kekurangan pasangan yang pantas dibalas dengan sebuah perselingkuhan". 

Memang tidak mudah menulis ini semua, karena aku belum berkeluarga. Dan pendapat yang banyak dikatakan orang2 itu adalah ini salah satunya memang "menulis atau berbicara itu mungkin hal yang sangat mudah  dan prakteknya itu bisa sampe jungkir balik pastinya". Tapi sering sekali aku melihat mendengar dan memperhatikan pasangan yang sudah menikah tapi salah satunya menghianati. Atau bermain- main dengan wanita lain. Mendengar cerita teman yang sudah menikah dan memiliki problem seperti itu, menjadikan aku ingin menulis ini. Sesungguhnya ketidak sempurnaan itu hanya milik ku sebagai manusia yang sering  hilaf dan salah. Maka dari itu maaf jika tulisan ini banyak2 salah, karena aku hanya seorang manusia yang sedang belajar- belajar dan  belajar. Pembelajaran yang luar biasa saat aku berumah tangga suatu hari nanti. :D.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments