Kapan Nikah ?
"Kalo aku nikah duluan gimana?",
"Bagus" aku jawab.
Percakapan diatas adalah sebuah chat yang dikirimkan seorang teman. Dan kita adalah 2 orang yang belum menikah diantara temen - temen yang lain dan setelah dia chat itu mungkin menjadi hanya aku seorang yang belum menikah.
Sore kemarin itu rasanya kayak jatuh dari gedung burz Khalifa paling atas, terus melayang layang di udara, menghantam apapun yang dilewati mendarat diaspal dengan keji.
Tidak mempersalahkan pernikahan dia, hanya saja aku pribadi pasti akan terkena dampak dahsyat dari keluarga dan handai taulan dengan pertanyaan - pertanyaan sadis, horor dan mematikan mendadak mungkin untuk orang yang baper tingkat dedengkot raja.
Pertanyaan yang semakin kesini, bukan sekedar basa basi tapi sudah menjadi hal yang menjadi nyinyiran dan julid orang-orang yang bertanya. Kok bisa??? Iya, bisa dilihat dari sering bertanya padahal udah dijelasin, pura - pura lupa pernah tanya, dan nada yang ngeselin.
Pasti untuk para jofisa gak asing lagi dengan pertanyaan horor bin nyinyir bin julid kayak " kapan nikah, kapan kawin, kapan nyusul, nikah itu gak usah tua - tua, emang gak tau kalau nikah itu ibadah??"
Plissssssssss atuhlah untuk para handai taulan yang terhormat, sudah cukuplah mengurusi segala urusan orang dengan pertanyaan seperti itu, kalo yang ditanya hatinya tidak setegar karang, itu mungkin akan langsung menjadi butiran debu ketika ditanya pertanyaan seperti itu. Belum lagi pertanyaan tersebut akan belanjut seperti " kapan punya anak, kapan nambah anak, kapan punya menantu, kapan punya cucu,?". Bukankah itu hanya akan menambah luka untuk yang ditanya? Luka batin yang jelas nyatanya. Aku mah yakin pisan da, kamu yang nanya kapan nikah ke jofisa, kalo ditanya balik " kapan mati?" Pasti pada sewotttt deh.
Memberi tahu, itu harus. Tentang apapun itu dalam hal kebaikan termasuk menikah. Tapi dengan cara yang tepat dan diusahakan sehalus mungkin dan tidak menyinggung juga tidak menghakimi, merendahkan, menyudutkan. Bahkan lebih bagus lagi memberi tahu tanpa orang yang diberi tahu itu merasa diberi tahu, tapi dia tersadar dengan sendirinya dengan hal yang baik sehingga itu menjadikannya motivasi. Bukan sebaliknya ya gengss.. you know lah 😂
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menikah, kalo pun ada yang tidak memiliki keinginan untuk menikah mungkin ia punya alasannya tersendiri sampai memutuskan untuk tidak menikah.
Menikah itu bukan hanya sekedar lamaran, ijab Kabul, terus resepsi. Tapi ada hal yang lain setelah proses semua itu. Yaitu bagaimana menjalani kehidupan dalam pernikahan yang begitu banyak sekali hal baru, pelajaran baru, dan sikap saling. Mampu meredam segala hal negatif dalam diri masing masing juga bagaimana menyatukan tujuan dalam perbedaan diri masing-masing sehingga menjadi indah.
It's not easy, maka dari itu perlu kesiapan mental, penuh dengan pertimbangan, pemikiran yang jernih dan yang lebih utama adalah mampu.
Tidak hanya mampu secara finansial, tapi juga mampu secara emosional dan psikologis. Mampu menerima apapun dari pasangan masing-masing termasuk sifat dan prilakunya. mampu bersikap, mengendalikan diri, ketika keadaan ketika berumah tangga tidak sesuai dengan ekspektasi, karena hidup seperti roda, serta mampu menjadi orang tua yang baik dan benar dengan mengedepankan aspek aspek kehidupan dan parenting untuk anak anaknya sehingga bisa membimbing anak-anak nya tidak hanya dunia tapi diakhirat kelak.
Menikah bukan hanya sekedar cinta, dan aku suka kamu, kamu suka aku. Sejatinya menikah adalah ibadah paling lama, sekolah paling lama, dan kebersamaan paling sama.
Maktub.
Semuanya Sudah tertulis di lauful Mahfudz bahkan sebelum kita lahir. Ingat bahwa ada yang Maha mengatur Rezeki, jodoh, maut.
Jadi sekarang aku sedang belajar. Belajar ikhlas, belajar sabar, belajar tahu diri. Belajar bahwa di sini hanya sebentar saja. Belajar menerima bahwa semua yang diberikan atau diambil adalah memang semestinya. Termasuk mengenai jodoh.
Lalu bagaimana jika yang melamar duluan adalah kematian??, Pernah berpikir seperti itu?? .
Berusaha sebaik yang kita bisa. Mau tidak mau toh kita kan harus melewatinya juga. Melewati nyinyiran netizen yang julid soal kehidupan sehari-hari , melewati omongan yang tidak enak apalagi soal nikah. Kita semua melewati porsi ujian masing-masing.
Fokuskan saja energi yang ada terhadap kebaikan. Pada akhirnya kita harus menerima bahwa memang kuasa dan usaha kita tidak akan pernah setara dengan rencana Nya yang maha sempurna.
Panjang juga yaa,,,dedek membahas ini. Maklumlah dari hati banget kayaknya xixixixi 🤣🤣😂. Semua pasti ada jodohnya kalo gak didunia ya diakhirat dan yang pasti yang terbaik menurut Allah. Diwaktu dan orang yang tepat.
Semoga berfaedah ya gengs, maaf kalo ada salah- salah kata dan tidak berkenan ya. Hanya ingin selalu belajar dan terus memperbaiki diri untuk bekal pulang kelak😁.
Boleh di coba kali yakk 🤭🤭🤭
See you 😘.
0 comments