Stop ! Melabel, Mencap, Membranding

By Cici aute - June 17, 2020

Stop melabel seseorang

Kenapa sii harus melabel seseorang ?

Kenapa harus membuat brand kepada seseorang?

Kenapa juga harus mencap seseorang? 

Ayooooo siapa yang suka kaya gitu????? Ngaku heiiiiiiiii !!!!!!!!

Kalo aku mungkin seringnya dilebel orang ya,,,,🙊

Pendiem, pemalu, lemah, letih, lesu, lunglai, gak suka ngomong, penyakitan, gak bisa apa- apa, bodoh,  dan sejumput Bahasa sunda kasar lainnya yaitu leleus, caleuy, cicingeun, cicingeun, cicingeun dan banyak lagi itu adalah pelabelan, cap atau brand orang. Pernah satu hari itu aku mendengar salah satu kalimat itu kayak seharian gitu dan sangat memuakkan dong.

Dan aku hanya bisa senyum dan memperhatikan tapi hati meronta – ronta, ingin rasanya aku  memanggil marieane dan peter cs untuk pergi kerumahnya dan membuat dia menangis. Ah tapi aku bukan Risa,,,,,, sahabaaaatttt😂.

Tidak semua orang harus sama dengan orang lainnya, bukankah Allah telah meciptakan manusia dengan segala bentuk kepribadian, keunikan,  rupa, sifat, tabiat, watak dan karakternya?. Kenapa sii hobi sekali melabel orang. Heiii??. Tau gak kamu,  bisa aja kan dibalik orang yang kamu label atau cap itu ada kelebihan yang mengagumkan, hanya mungkin dia gak mau show up aja gitu. Bisa juga meren yang kalian label cicingeuunn padahal mah kocak, karena mungkin belum kenal, dan lingkungannya gak satu frekuensi gitu.

Suka mikir juga gak sii, kalau orang yang kita cap atau label itu hatinya terluka, kosong dan berongga-rongga, tidak hanya kepada orang dewasa sering terjadi pelabelan itu terjadi kepada anak – anak, coba bayangkan seorang anak kecil itu perasaannya gimana? Dan itu mungkin akan tertanam lama di alam bawah sadarnya. Susah lho itu hilangnya, jadi trauma dan mungkin harus di healing.

Emang sii yaa, susah kalo nafsu udah mandarah daging atau ketika kita marah kayak gak sadar gitu kan melabel, mencap, atau membuat brand kepada seseorang itu. Mungkin aku juga pernah berbuat seperti itu secara gak sadar, tapi kebanyakan aku di label siiii heheuheu (curhat). Tapi dengan tahu betapa sakitnya hal itu, sadar diri ajalah kalo kita pun ingin diperlakukan orang dengan baik, sehingga kita harus memperlakukan orang itu baik juga yeekaaannn????😉.

Kalo bisa gak fake.

Seperti halnya tipe kepribadian manusia yaitu introvert, ambivert dan ekstrovert. Kadang orang aneh yang gak bertanggung jawab asal jeplak aja melabel kepribadian seseorang dari tipe keperibadian itu, tanpa mencari tahu definisi sesungguhnya, tanpa membaca yang banyak tentang ketiga kepribadian itu. Dan yang udah pernah viral, ada selebgram yang menyebut dirinya introvert untuk menutupi kesalahannya karena asal nyablak soal covid-19. Teu ngalalarti ka jalmi jaman ayeuna (kata teteh fahrul)😜.

Sebagai orang biasa aja yang mungkin masih harus terus belajar ini #eaaakk. Sesungguhnya perbuatan melabel, mencap, dan membranding seseorang itu adalah perbuatan yang tidak baik, tercela dan menyakiti hati orang lain gengsss, dimana apabila kita menyakiti hati orang lain kemudian orang itu merasa teraniaya dan terdzolimi kemudian dia berdoa kepada Allah, kemudian Allah mengizinkan doa itu terkabul maka kalian semua harus berhati hati dan waspada sahabatttttt. Bersyukur kalau doanya baik lhaa kalo buruk ??????👀.

Serem dan menakutkan sii kalo udah ngomongin akhlaq, dan ah “aku kotor”. Sebenernya tulisan ini hanyalah blog pribadi yang didalamnya lebih ke mengingatkan diri aku sendiri gengsss,,, tidak untuk menggurui siapapun karena aku bukan guru, aku TU. Kalo ada orang yang tersinggung no hard felling ya guys. Jadi maaf kalo ada yang merasa seperti itu, hanya seorang pembelajar yang suka nulis, baca dan ngamatin sekitar.

Terimakasih loh ya udah mau baca, semoga berfaedah.

 

See you💖


  • Share:

You Might Also Like

0 comments