Pilihan yang Dipilihkan
By Cici aute - January 11, 2020
Haiii komm,, malam minggu ke 2 di bulan januari tahun 2020,
how are you honey????
banyak hal yang terjadi dalam satu pekan ini dan bikin meloww kaya cuaca setiap harinya yuhuuuuu hujan sepanjang hari, panas sebentar kemudian hujan lagi. Ah cuaca itu aku bangettt dong ⛈ ☂☂.
banyak hal yang terjadi dalam satu pekan ini dan bikin meloww kaya cuaca setiap harinya yuhuuuuu hujan sepanjang hari, panas sebentar kemudian hujan lagi. Ah cuaca itu aku bangettt dong ⛈ ☂☂.
Ada hari di minggu ini yang bikin mellllowww dan kepingin
mewek seharian dong. Dimulai dengan kebiasaan orang tua yang seringkali
menggunakan Bahasa popular parentogeniknya yang membuat hati berongga – rongga
dan luka batin yang jangan sampe deh membekas seumur hidup.
Tepatnya hari selasa 7 januari 2020 ini aku dipanggil
manajemen karena ada hal untuk dibicarakan mengenai pilihan. Membahas rencana
kedepan sekolah, dimana didalamnya akan selalu ada perombakan mungkin demi
kemajuan sekolah. Pilihan itu adalah menjadi guru kelas atau menjadi Tata usaha
(TU) untuk tahun depan.
Dia iya dia manajemen itu,, sebutlah dia NYAI menjelaskan konsekuensi
kedua pilihan itu, dengan serius aku menatap matanya dalam dalam ada kebohongan
dan ke pura – puran didalamnya, dengan polosnya aku mengiyakan padahal dalam hati
meronta – ronta, aku hanya berbicara 3 kalimat dan itupun berupa 2 pertanyaan
dan satu pernyataan, semua yang nyai bicarakan mengarahkan aku untuk memilih TU
dengan bahasa cantiknya, dari sana aku menangkap arah pembicaraannya bahwa Nyai
menginginkan aku memilih menjadi TU.
Point dari panggilan yang bikin aku mellow adalah ketika
Beliau ( sebutlah dia Nyai ), berbicara mengenai pilihan dan menggiring pilihan
itu menjadi pilihan yang dipilihkannya. Kemudian diakhiri dengan menyebutkan
kekuranganku hanya untuk memperkuat pilihannya dengan kata kata cantiknya. Sungguh itu seperti terkana sianida (sindiran anarkis menikam dada) yang sangat menyakitkan. Sampai - sampai aku udah menerima pun air mata gak ketahan nangis aja teroossss 😥. Bukan berarti aku gak menerima ya #catet, tapi ya udah cukup dengan menggiring pembicaraan kalo aku harus ke TU juga udah ketebak.
Aku hanyalah manusia yang lemah dimata Allah, dan setelah
itu aku berusaha tegar disekolah tapi lagi – lagi aku hanyalah manusia biasa yang
mempunyai rasa tertolak, marah, kesal, dan
emosi lainnya. Kemudian aku menumpahkan rasaku dan emosiku di rumah dengan
menangis dan menelepon temanku KIKIEZ, dengannya aku bisa sedikit tertawa
dengan imajinasi unik khas kita, yang sedikit memberiku kebahagiaan.
Kalaupun itu kritikan, buat aku tidak fair. Kalau kritikan
tentang kekuranganku disampaikan dan dibahas habis ketika aku harus memilih. Tidak
menjadikanku pelajaran malah menjadikanku merasa kalau aku tidak becus mengajar
dan menjadi seorang guru yang didalamnya harus sesuai dengan visi misi sekolah,
dimana pelayanan orang tua no 1 dan perasaan guru diabaikan.
Berbeda dengan temanku, penyampaian Nyai kepada temanku itu lebih menggiring dan memilihkan dia untuk memilih dikelas saja. Tapi
temanku menolak dan memilih menjadi TU. Dari segi Pendidikan sangat menjurus sekali untuk ditempatkan di TU. Sedangkan aku berasal dari sekolah keguruan dan
lebih banyak bekerja di perusahaan jadi mungkin satu minggu yang lalu ketika Nyai
memperlihatkan video yang berisi “tidak semua guru bisa mengajar” itu related
kalii ya sama akyuuu… ato itu kode pertama dari nyai huhuhuu. Sadar diri aja sii introvert kocak ini hanya seorang pembelajar yang menulis personal literatur blog yang suka nulis udah gitu aja.
Entah harus bahagia atau sedih tapi ini adalah kenyataan
yang harus diterima. Iya lahhh mau disangkal sebagaimanapun, ini adalah hal
yang sudah menjadi rencana kedepan, dan biarlah Allah yang menentukan.
Yang harus dilakukan sekarang setelah menerima adalah
menutup telinga, dari netizen yang merasa tahu segalanya tapi tidak utuh, lalu
kemudian menyimpulkan sendiri tanpa melihat konteks yang sangat benar. Kemudian
belajar menjalani pilihan itu dan mensyukuri pilihannya sehingga kemudian pilihan
itu menjadi bermanfaat untuk kebaikan siapapun.
Kembali lagi, hidup itu pilihan, dan terkadang pilihan itu
membuat kita belajar bertanggung jawab atas pilihan yang kita pilih. Bukannya hanya
bertanggung jawab, tapi pilihan pun mungkin mengajarkan banyak hal yang membuat kita
mungkin lebih bijak dan bijak itu sendiri pun adalah level tertinggi ketika berbicara
mengenai pilihan, by aku ya tapinya hehe😎.
Tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan. Yang jelas dan
pasti ingin dilancarkan dan berkah untuk apapun dan apapun pula pilihan selanjutnya.
Selalu belajar dari pilihan pilihan itu, karena mungkin selama kita masih
diberikan kehidupan oleh Allah SWT, pilihan itu akan hadir dengan bentuk yang
berbeda.
Soal backround aku yang berasal dari sekolah Pendidikan dan
keguruan yang kemudian, tahun depan InsyaAllah menjadi TU, mungkin aku bisa menjadi
seorang guru untuk anak – anakku kelak, yang menulis blog seperti ini. Ah apapun
itu bukan dari gelarnya tapi apapun profesinya, aku hanya ingin menjadi seorang
istri, ibu rumah tangga yang selalu menjadi pembelajar yang menulis, Aamiin.
It’s all about my self. Yang tahu aku diriku sendiri dan Allah.
Jadi mengingatkan diri sendiri aja selalu berbuat baik tanpa harus terlihat dan
merasa diri ini baik. Karena didunia ini hanya sementara dan milik Allah juga.
Panjang juga yaa… cerita malam minggu inihhhh huhuhu
Malam minggu biasa aja,,, dan jodohku lagi otw mungkin ya xiiixixiix 😉.
Malam minggu biasa aja,,, dan jodohku lagi otw mungkin ya xiiixixiix 😉.
Gitu aja kali ya, semoga berfaedah maaf ya kalo ada salah –
salah kata, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Masih dan selalu ingin menjadi
seorang pembelajar yang menulis.
I love you for the moon and back💖
0 comments