Jeritan Hati Vania di hari 229

By Cici Aute - November 28, 2015

151115
By *Vania*

229
Entah berapa banyak air mata yang aku keluarkan. Setiap kali mereka menghina. Merendahkan, menyakitiku dengan perkataan yang menghujam jantungku dan menghentikan sejenak aliran darahku ke otak.

229 hari
Selama itu pula aku menjadi seperti seorang melankolis
Selalu terbawa oleh perasaan, ya perasaan sedih dan sakit yang menyayat.

Disatu titik terendah dalam kesedihanku yang teramat mendalam, terkadang aku membenarkan kata kata mereka yang sangat menohokku.

Mereka berkata, bahwa aku seorang yang bodoh, apatis, tidak kreatif, sombong, introvert, gak punya teman, stress, tolol, tidak bisa apa apa. Juga mereka selalu mencemooh, dan selalu memandang sebelah mata apapun yang aku lakukan.

Sedih?, yaaa itu ungkapan yang tidak bisa lagi aku ucapkan sebetulnya.

Marah? Tentu aku sangat marah, tetapi aku bisa apa?

Kata kata mereka itu seperti sudah mensugesti separuh jiwaku, Dan aku seakan akan menerima.

Tetapi separuh jiwaku yang lain menolak keras sugesti itu, jiwaku memberontak jiwaku mengingatkanku bahwa aku ini bisa menjadi seorang yang sangat hebat.

229 hari
Entah sampai kapan, aku harus menerima perlakuan mereka seperti itu.
Aku ingin sekali dunia berbalik berbaik hati kepadaku.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments