Malam minggu gengsss,,,,,,
Seperti biasa
ini adalah malam untuk bercerita tentang apapun, yang terjadi akhir akhir ini.
Masih ditengah pandemic corona dan belum membaik, tapi tak henti- hentinya selalu berikhtiar dan kembali kepada Allah serta berdoa agar kembali normal.
Akhirnya mamah aku tau, kalau aku “pilih” ke TU. Sempat denial dan mungkin masih. Tapi kan ini sudah menjadi pilihan aku juga. Dan ini mungkin akan menjadi pilihan yang harus aku alami. Kayaknya kecewa gitu, semoga cuman aku aja yang merasakan bagaimana sedihnya, ketika alasannya hanya .................... dan diberikan pilihan yang digiring untuk memilih pilihan yang dipilihkan mereka dengan mengkritik disaat harus memilih.
Sekarang hanya ingin agar bisa bekerja sebaik – baiknya, menerima keadaan yang sudah dipilih dengan ikhlas dan tanpa ada lagi kata meskipun, walaupun, apapun itu yang menyangkal. Ah rasanya jungkir balik untuk melakukan itu semua. Bukan lagi kehangatan dan tingkah anak – anak yang lucu yang menjadi moodbooster, tapi keyakinan dalam diri untuk menerima setiap hari adalah give dan setiap hari adalah manfaat serta pelajaran.
Hari ini aku ngobrol agak serius sama kim sang mun, pertamanya aku yang mengajukan tentang bagaimana sii konsep mengilangkan kejengkelan menurut dia, soalnya setelah aku sering melihat tausiyahnya ustadz Danu, jadi berfikir aja gitu kalo kita gak boleh kesel, jengkel, marah yang dipendam dan pokokny memiliki akhlaq yang buruk pokoknya. Jawabnya “ gak bisa”. Pada akhirnya aku bilang, perasaan jengkel, marah, kesel, sebel sama orang itu bisa gak sii di healing dengan menulis, kemudian curhat, atau nangis ? mulailah diskusi kocaknya.
Akhir – akhir ini aku berpikir, mungkin gak sii kalo semua negative felling itu kita healing dengan merefleksi diri, melihat kedalam diri, berintrospeksi, kemudian menulis, atau cerita sampai ada rasa plong dan ketika melihat orang yang menjengkelkan itu ya udah biasa aja. Aku pernah kecewa sekecewa – cewanya kemudian aku menulis dan setelahnya aku merasa lega. Terkadang ketika aku ingin marah di chat, setelah aku tulis semua isi hati aku kemudian dibaca lagi enggan untuk mengirimkannya, karena langsung berpikir aja gitu buat apa marah – marah kayak gini dan akhirnya gak jadi dikirim dan membiarkan.
Memperbaiki diri itu proses,dalam proses itu ada belajar dan belajar itu setiap detik. Setelah itu pasti ada hikmahnya atau pelajaran yang bisa kita ambil, bukankah hidup kadang seperti itu?
Kemudian aku dan kim sang mun membahas tentang kebahagiaan. Menurut dia, dia belum mencapai kebahagian secara duniawi, misalnya belum ada prestasi atau karya yang bisa terlihat jadi dia masih bingung parameter bahagia itu seperti apa. Meskipun dia tahu kalau bahagia diciptakan sendiri.
Seperti yang udah ditulis dipostingan sebelumnya, kebahagian itu ada didalam diri kita dan kita yang ciptakan. So dengan kita membuka mata setelah bangun dan bernafas serta bergerakpun itu sudah menjadi kebahagiaan, kemudian kita beraktivitas apapun kemudian bisa memejamkan mata lagi untuk tidur itu adalah sebuah kebahagian dan nikmat yang harus selalu disyukuri.
Hanya ingin menjalankann hidup sebaik – baiknya dan bermafaat, meskipun hadjuuuhhhhhh masih jauh untuk lebih baik, tapi paling tidak ada niat yeekaaan,,, apalagi perbaiki ahklaq duh,, proses deh pokoknya. Selama ada keinginan pasti ada jalankan???? Heheheh😁.
Curhatan pertama di bulan syawal,, semoga menjadi tahun yang lebih baik dan bisa Bersama dia (do you knowlah). Kembali lagi semoga Allah izinkan dan semesta berpihak kepadaku Aaamiiinnn. (appaa ssiiiiii))😉.
Semoga lebih
baik dan maaf ya kalo ada salah salah kata, semoga menjadi seseorang yang
selalu bersyukur atas apapun yang Allah berikan dan dijauhkan dari penyakit
hati terutama ujub atau merasa bangga terhadap diri sendiri dan lebih baik dari
orang lain Naudzubillah. Aku mah apa atuhh hanya pembelajar yang menulis, dan
menyukai seseorang yang susah dikodein “eh gimana? Xixixixi justkidding, why so
serious???.
See you💖